Home

1,5 Hari di Roma Nggak Cukup!

April 16, 2011

Sekarang AstRiDhO udah di Amsterdam lagi, setelah menghabiskan 1,5 hari di Roma, dan rasanya masih belum cukup.  Setelah dari Venice, AstRiDhO naik kereta ke Roma dan sampai di Roma Termini hujan hampir selesai.  Dingin, basah, dan sudah gelap juga.. Untungnya, mencari Aphrodite Hotel yang ada di dekat stasiun tidak susah.  Sampai hotel AstRiDhO langsung tidur kecapekan.

Vatican City

jadi tujuan pertama AstRiDhO kemarin.  Niatnya sih mau berangkat pagi karena antri masuk museum biasanya panjang, tapi apa daya bangun kesiangan.  Diperparah dengan ditutupnya metro line A, AstRiDhO membatalkan masuk ke museum karena antrian yang panjang. 

Begitu tahu metro line A ditutup, kami langsung bergerak ke terminal bus untuk naik bus 40 ke arah Vatican.  AstRiDhO menikmati Piazza San Pietro, masuk ke toko buku, dan keluar disisi lain Vatican yang sepi tanpa sengaja.  Mas Idho seneng banget dikasih hormat sama Swiss Guard yang sedang berjaga.  Jangan-jangan mereka kira kami tamu negara 😀

Fasilitas di salah satu negara terkecil di dunia ini cukup lengkap.  Dari mulai rumah sakit, kantor pos, sampai toilet umum dan telepon umum juga ada.  Bahkan selain St Peter’s basilica yang memang menjadi pusat umat katolik sedunia, masih ada gereja kecil lain di Vatican. 

Pantheon & Piazza Navona

Dari Vatican, AstRiDhO kembali naik bus 40 sampai Via Torre Argentina, dan lanjut jalan kaki sampai Pantheon.  Sayang banget, banyak ornamen di belakang Pantheon yang sudah hilang.  Tapi nampaknya memang sedikit sekali orang yang memperhatikan.  Pantheon sendiri sudah berubah fungsi menjadi Basilica di Santa Maria ad Martyres, yang kalau sedang ada peribadatan tidak dibuka untuk umum.

Piazza della Rotonda yang ada di depan Pantheon cukup meriah.  Ada jazz band yang lengkap dengan saxsophone, kafe dengan segala aktivitasnya, sampai delman yang disewakan.  Delman dan kudanya besar, ukuran bule lah..

Dari situ AstRiDhO jalan kaki lagi ke Piazza Navona yang lebih ramai lagi aktivitasnya.  Banyak dijaga carabinieri alias polisi lengkap dengan anjing pelacak dan senjata laras panjang.  Ada patung hidup segala 🙂 AstRiDhO disini juga sempat masuk ke Chiesa di S. Agnese in Agone.  Kami duduk di dalamnya cukup lama.  Selain karena pegal, lagu yang diputar juga syahdu dan menenangkan.  Altar dan ornamen lain dari pualam/marmer juga menarik.

Setelah masuk jam makan siang, kami memutuskan untuk masuk ke salah satu restoran, yang pegawainya hafal sama AstRiDhO karena sudah 2x berputar.  Hahahaha.. Gampang banget kami dibujuknya untuk makan disitu.  Tapi makanannya emang enak kok.  Sepiring spaghetti aglio e olio e peperoncino dan Penne all ‘arabbiata yang menjadi favorit di kafe itu langsung tandas dalam sekejap.  Nggak lupa ditambah taburan Parmesan Cheese yang segar, nggak seperti yang sering kita dapatkan di Indonesia.  Ya iyalah, kami lagi di negara asalnya..

Trevi Fountain

merupakan air mancur bergaya baroque terbesar di Roma, sebesar dinding rumah.  Saking cantiknya, yang datang kesini banyak sekali, baik turis maupun local people.  Bahkan AstRiDhO ketemu sekelas anak SD yang piknik kesini lengkap dengan bekalnya yang nampak enak. 

Di dasar kolam banyak sekali koin menumpuk karena katanya kalau kita melempar koin ke kolamnya, suatu saat akan kembali ke Roma.  Kalau dikumpulin mungkin bisa gantiin biaya Eurotrip kami tuh hehehehe.. Dan walaupun katanya dari Piazza Navona menuju Trevi Fountain ini in walking distance, AstRiDhO sih tetep milih naik semacam Metromini dengan listrik sebagai sumber tenaganya. 

Bus elektrik ini melayani jalur wisata di Roma.  Sering sekali kami naik bus nomor 116.  Karena ukurannya yang kecil, bus ini bisa masuk sampai ke gang.  Lumayan kan menghemat tenaga untuk jalan kaki.  Dan ajaibnya, penumpangnya juga bisa jadi super padat nggak beda sama metromini di Jakarta! Oh ya, di Roma ini AstRiDhO beli kartu BTI 1 day untuk biaya transportasi.  Dengan EUR 4/kartu, udah bebas naik semua jenis transportasi di Roma.

Via Condotti, Piazza di Spagna, Piazza Del Popolo

jadi tujuan AstRiDhO berikutnya.  Karena hari sudah mulai sore, jadi daerah ini ramai sekali.  AstRiDhO sih sudah jelas tidak memasuki satu tokopun di Via Condotti karena dari ujung ke ujung isinya butik mahal semua.  Tapi AstRiDhO ikut-ikutan duduk-duduk di Spanish Step, naik sampai atas ke Trinita dei Monti, dan lihat pelukis sketsa wajah juga.  Seru aja lihat orang Italia yang banyak gaya itu sambil mengistirahatkan kaki.  Setelah puas, AstRiDhO lanjut ke Piazza del Popolo, piazza terbesar di Roma.  Naik bus elektrik 116 dong pastinya, kaki udah pegel soalnya 😉

Di piazza del popolo ini kita bisa lihat gereja kembar Santa Maria.  Ada gereja lain (Santa Maria del Popolo) di sudut utara.  Banyak patung juga di segala penjuru piazza, tipikal piazza di Itali.  Sudah agak sepi disini, gerimis juga mulai turun. 

Colloseum – Palatine Hill – Roman Forum

Walaupun sempat ragu karena kaki sudah sangat pegal, kami memilih untuk tetap mengunjungi Collosseum supaya agenda besok bisa santai.  AstRiDhO cukup beruntung disini, karena sudah tidak ada antrian untuk masuk dan free entrance fee karena Collosseum sedang direstorasi.  Dari kemarin pas di Venice, kita udah sadar kalau Italia lagi restorasi besar-besaran.  Lumayan, AstRiDhO bisa menghemat beberapa puluh Euro disini karena kebaikan pemerintah Roma dengan menggratiskan tiket masuknya.

Area reruntuhan masa Romawi ini sangat luaaasss…. Mungkin seharian disini juga nggak puas.  AstRiDhO jadi hanya bisa lihat sekilas, baik Colloseum itu sendiri, Palatine Hill, dan juga Roman Forumnya.  Kalau menurut Mas Idho, reruntuhan Romawi di Roma jauh lebih luas dan lengkap daripada yang ada di Tripoli.  Mas Idho mendadak jadi guideku, karena banyak bangunan yang mirip dengan yang ada di Tripoli.

Oh ya, yang juga menarik untukku, disini banyak pohon jeruk sedang berbuah.  Membuatku pengen memetik dari pohonnya barang sedikit hehehe.. Lumayan, kan, buat cemilan.  Tapi sayangnya aku nggak punya nyali 😉  AstRiDhO juga sempat menonton cerita tentang Kerajaan Romawi di cinema yang ada di dekat Arch of Septimius Severus.

Setelah menjelajahi sebagian besar area ini, hujan mulai turun dengan lebat.  AstRiDhO juga langsung lari ke arah metro station.  Senang juga karena akhirnya bisa merasakan naik metro di Roma. 

Vittorio Emanuele

Vittorio Emanuele II merupakan Raja Sardinia yang menjadi raja pertama Italia setelah bersatunya beberapa kerajaan, karenanya ia digelari Padre della Patria (bapak bangsa).  Namanya banyak dijadikan nama jalan, piazza, dan dibuatkan monumen juga.  Hari ini, AstRiDhO mengunjungi tempat yang dinamakan dengan nama besar beliau.

Kami memulai dengan naik tram yang sudah tua dan agak kotor untuk pergi ke Piazza Vittorio Emanuele II.  Piazza ini masih sepi karena memang masih pagi.  Ada reruntuhan bangunan di tengah-tengah piazza, yang bentuknya seperti reruntuhan di Roman Forum. 

AstRiDhO cukup lama disini.  Kami menyusuri jalan Vittorio Emanuele II yang meriah dengan pedagang yang menghamparkan dagangannya di building arcade.  Jadi inget Malioboro, tapi dengan space pejalan kaki yang lebih lebar 🙂 Dari mulai kaos kaki sampai buku tua ada disini. 

AstRiDhO terus berjalan kaki menuju gereja Santa Maria Maggiore.  Sempet berhenti beli gelato dan kopi, juga lihat pasar kaget di dekat Ministero Interno.  Di sebelah ini beberapa makanan yang sempat kami beli : Spaghetti di Piazza Navona, Gelato, dan tentu saja kopi 🙂

Banyak toko-toko kecil yang menarik yang sempat kami datangi.  Kalau kami pergi dengan koper besar, dari peralatan dapur sampai gimmick dari Vespa mungkin sudah kalap kubeli 😛

Setelah capek jalan kaki, akhirnya AstRiDhO naik bus menuju monumen Vittorio Emanuele II.  Cuma bisa sebentar di monumen ini, karena AstRiDhO harus segera kembali ke hotel dan menuju Fiumicino Airport.  Seharusnya AstRiDhO tidak terburu-buru mengejar kereta Leonardo Ekspress.  Tapi karena kami keasikan di toko buku di Roma Termini, akhirnya AstRiDhO setengah berlari ke platform nomor 25 yang jaraknya 400m dari pintu stasiun.  Haduuuhhh… nggak enak ya stasiun gede begini.. 

Kalau disuruh milih kata yang menggambarkan Roma, AstRiDhO pilih macet, patung, dan gereja karena memang ada dimana-mana.  Dan bener banget yang orang-orang bilang, Rome doesn’t build in 1 day.  Even the ruins are still there after hundreds of years!

Leave a comment