Home

Misafir Means More Than A Guest

February 28, 2012

Ada satu konsep dalam Islam, yang sangat AstRiDhO rasakan penerapannya selama di Turki, terutama dari hotel Group yang kami inapi.  Menghormati musafir, atau orang yang bepergian dalam waktu tertentu, adalah penting dalam Islam.

Pengalamanku dengan Sirkeci Group dimulai sejak booking Erboy Hotel langsung di websitenya.  Karena kami berencana menginap 6 malam disitu, AstRiDhO mendapat fasilitas penjemputan di airport gratis dan juga welcome dinner.  Dalam waktu beberapa jam sejak booking, sudah ada email dari pihak hotel yang mengkonfirmasi waktu penjemputan.  Dengan sabarnya mereka juga reconfirm perubahan flight schedule.

Karena ada beberapa hal yang aku masih ragu, aku meng-email pihak hotel untuk bertanya tentang İstanbul.  Mereka selalu membalas dalam waktu kurang dari 12 jam.  Padahal saat itu bisa saja aku membatalkan hotel booking karena memang belum ada transaksi sama sekali. 

Tiba di İstanbul, pihak hotel memberitahu bahwa mulai tanggal 28 Jan mereka akan mulai renovasi.  Kami boleh saja menginap beberapa hari disitu, dan kemudian pindah ke hotel lain.  Atau tetap menginap disitu dengan resiko berisik karena pekerjaan renovasi.  Tapi mereka menawarkan untuk mengupgrade kami ke hotel bintang 4 dengan harga dan paket yang sama sejak malam pertama ini, padahal hotel bintang 4 itu tarifnya 3 kali lipat.  Tentu saja AstRiDhO memilih untuk langsung tinggal di Sirkeci Konak Hotel dengan pertimbangan tidak pusing pindahan.  Lagipula hotelnya memang lebih baik.

Seharusnya kalau AstRiDhO membayar tunai dimuka, akan mendapat diskon 7%.  Tapi melihat kami kelelahan, petugas hotel langsung mempersilahkan untuk beristirahat di kamar dan mengurus pembayaran keesokan harinya, tetap mendapat diskon! Mereka tidak strict dengan peraturan yang mengharuskan kami membayar di awal kedatangan.

Saat pulang, kami ditanya apakah ada keluhan.  AstRiDhO dan juga teman seperjalanan kami sebetulnya tidak memiliki keluhan, kecuali wifi yang memang sempat down semalam.  Bukan masalah besar, karena kejadiannya juga hanya kurang dari satu jam.  Tapi mereka menggratiskan biaya mobil ke airport demi memuaskan kami!  AstRiDhO benar-benar merekomendasikan hotel dari Sirkeci Group ini.  Selain pelayanannya yang memuaskan, lokasi semua hotelnya juga sangat strategis.

Waktu makan siang di Anadolu Kavağı, kami juga mengalami perlakuan menyenangkan.  AstRiDhO memesan Blue Fish yang merupakan ikan khas dari Black Sea, yang ternyata ukurannya kecil-kecil.  Mas Ridho agak kecewa melihatnya, karena quantity does matter :p Melihat ekspresi kecewa (yang sebetulnya biasa saja sih), mereka memberi diskon 3 lira untuk ikannya!  Nggak seberapa memang, tapi perhatian kecil seperti itu sangat berkesan.

Pengalaman lain, saat membeli baklava di Hafiz Mustafa dekat Sirkeci.  Mengetahui kami membeli baklava untuk oleh-oleh, mereka menggratiskan apple tea yang kami pesan.  Padahal niat minum apple tea memang karena ingin menghangatkan badan sambil mencicip baklava.  Kami juga diberi sample turkish delight rasa pomegranate yang ternyata enak!

Nampaknya orang Turki memang sangat sadar untuk memberi nilai lebih di industri pariwisatanya, membuat orang ingin datang dan datang lagi ke negaranya.  Tanpa harus meninggalkan profesionalitas seperti orang Eropa, mereka memberi sentuhan personal untuk tamu dengan menganggapnya sebagai musafir yang harus dihargai.  Mudah-mudahan di Indonesia juga bisa begini ya..

2 Responses to “Misafir Means More Than A Guest”

  1. Ridho Says:

    Menolong musafir itu adalah budaya Islam yang luar biasa bahkan ibadah pun mendapat keistimewaan (bisa tidak puasa, sholat di jama’) bila kita berstatus musafir. Keistimewaan ini terasa sekali bila kita di timur tengah. Alhamdulillah bisa merasakan perlakuan istimewa baik waktu di madinah, mekkah, Istanbul maupun di Tripoli.
    Unfortunately keistimewaan ini tidak terasa di Indonesia, yang nota bene sebagian besar muslim, namun keistimewaan ini terasa pada saat kita berkunjung kepada teman non muslim di Bali atau Singapore (walaupun sifatnya transaksional)


Leave a comment